SKRIPSI PANTAI SULAMADAHA MALUKU UTARA ... SUNARTO M ABUKASIM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
                      Pariwisata Alam adalah kegiatan kepariwisataan yang memanfaatkan dan mengembangkan berbagai aset alam maupun lingkungan. Pengembangan  daya tarik wisata alam diarahkan terhadap pelestarian lingkungan dan menjaga daya dukung lingkungan. Harus disadari lingkungan berkualitas layak untuk di manfaatkan oleh masyarakat yang nantinya di jual  kepada wisatawan. Dengan adanya pariwisata alam diharapakan pemerintah indonesia dapat memanfaatkan peluang ini terutama dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan lingkungan.
                      Indonesia dikenal kaya akan sumber daya alam dan lingkungan pariwisata, sangatlah penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Bila habis atau berkurang  pada dasarnya dapat disebabkan oleh pemanfaatan lingkungan untuk di jadikan  pariwisata. Tanpa lingkungan yang baik, tidak mungkin  pariwisata akan  berkembang. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata haruslah memperhatikan terjaganya mutu lingkungan dan daya dukung lingkungan. Dalam industri pariwisata, daya dukung lingkungan merupakan salah satu potensi pendukung  yang dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai pelaku dalam industri.
                 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009  daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan mahluk hidup yang lain. Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan masyarakat yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kesejahteraan masyarakat.
                      Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu target pembangunan bangsa Indonesia yang sangat sentral. Keberhasialan bangsa indonesia  selalu dilihat dari tingkat pencapain kesejahteraan rakyat. Begitu strategisnya sehingga penentuan tingkat kesejahteraan selalu mengalami perubahan sekaligus dijadikan  isu sosial, ekonomi, dan politik yang tidak pernah surut dari perhatian para ahli dalam  mengambil keputusan  (Damanik, 2013: 3). Agar kegiatan pariwisata di indonesia berjalan dengan baik, maka  pengelolaan daya dukung lingkungan harus dimanfaatkan dengan  baik oleh pelaku wisata guna membantu masyarakat dalam mencapai kesejahteraan. Salah satu kota yang masyarakatnya belum memanfaatkan daya dukung lingkungan yaitu  Kota Ternate  yang berada dibagian Indonesia Timur.
         Kota Ternate  merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Maluku Utara. Kota Ternate juga merupakan sebutan resmi wilayah administratif yang meliputi delapan pulau yaitu pulau moti, pulau hiri, pulau mayau, pulau tifure, pulau maka, pulau mano, dan pulau gurida. Dengan luas daratan kota Ternate  sekitar 133,75 kilometer persegi, sedangkan luas laut yakni 5.547 kilometer persegi, hal ini tentu menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah dalam mengelola potensi wisata  di daerah yang memiliki luas lautan yang berlimpah. Dari berbagai destinasi wisata yang ada di kota Ternate dapat di kembangkan lebih lanjut untuk kemajuan pariwisata, namun barbagai persoalan masih banyak di hadapkan dengan permasalahan sosial dilokasi daya tarik wisata, belum adanya perlindungan hukum bagi wisatawan, masyarakat lokal, dan penanganan lingkungan yang belum optimal. Kota Ternate dikenal dan tercatat sebagai salah satu daerah yang memiliki  keindahan alam dan  lingkungan yang memiliki ketersediaan  untuk  menjadikan daya tarik  wisata. Namun pembangunan pariwisata kota Ternate mempunyai masalah lingkungan  yang khusus, salah satunya yaitu destinasi Pantai Sulamadaha.
         Destinasi  Pantai Sulamadaha merupakan pantai dengan air laut yang sangat jernih dan pantainya memiliki pasir yang berwarna hitam. Pantai Sulamadaha juga merupakan daya tarik  wisata yang menjadi unggulan dari kota Ternate dan selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik saat akhir pekan ataupun hari libur. Pantai Sulamadaha memiliki nuansa lingkungan alam yang indah, walaupun tidak berpasir putih. Pantai Sulamadaha memiliki banyak jenis (species) dan biota laut yang sangat memukau, terumbu karang yang masih alami, dan bebas dari sampah. Namun kemajuan daya tarik wisata pantai Sulamadaha tidak disertai dengan kemajuan masyarakat di kelurahan sulamadaha. Oleh karena  itu, pemerintah Kota Ternate mandat kepada pemerintah kelurahan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan kekayaan alam dan daya dukung lingkungan baik lingkungan fisik alam maupun lingkungan fisik sosial  yang ada disekitar pantai Sulamadaha. Mengelola daya dukung lingkungan di daya tarik wisata dapat memberikan dampak yang positif  bagi kehidupan masayarakat lokal yang berada disekitar pantai Sulamadaha atau kelurahan sulamadaha demi mencapai kesejahteraan yang di inginkan.
          Dengan latar belakang  di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi tentang “Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate”. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah dapat membantu dalam memanfaatkan daya dukung lingkungan  sehingga dapat mensejahterakan masyarakat lokal yang ada disekitar kelurahan sulamadaha dan pantai sulamadaha.
B.     Rumusan Masalah
                      Pengembangan daya tarik  wisata pantai sulamadaha mempunyai masalah dengan daya dukung lingkungan, baik  lingkungan fisik alam maupun lingkungan fisik sosial. Pantai Sulamadaha berbasis alam sehingga rentan terhadap kerusakan lingkungan  misalnya pengambilan pasir pantai, pengambilan batu hangus sebagai material bangunan, serta abrasi pantai. Sedangkan masalah lingkungan fisik sosial yaitu  Masyarakat lokal yang berada disekitar destinasi wisata  belum memiliki kesadaran antara individu maupun kelompok masyarakat.
          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Maka  permasalahan yang telah penulis bahas yaitu Apakah Daya Dukung Lingkungan Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate?
C.    Batasan Masalah
          Dalam penelitian ini  penulis hanya membatasi untuk mengetahui pengaruh daya dukung lingkungan yang diindikasikan dua permasalahan  yaitu Lingkungan Fisik Alam dan Lingkungan Fisik Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal Di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
D.    Tujuan Penelitian
               Setiap penelitian atas suatu masalah harus memiliki tujuan yang hendak dicapai, demikian juga dengan penelitian yang memiliki tujuan sesuai dengan  rumusan masalah di atas. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui apakah daya dukung lingkungan, baik lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik sosial berpengaruh  terhadap kesejahteraan masyarakat lokal di destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
E.     Manfaat Penelitian
         Manfaat dalam penelitian yang diharapakan dapat meberikan konstribusi kepada yang membaca. Adapun beberapa manfaat yang terdapat di dalam  penelitian ini adalah:
1.    Bagi Pemerintah Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Ternate
       Peneitian ini dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada dinas kebudayaan dan pariwisata (DISBUDPAR) dalam rangka mensejahterakaan masyarakat lokal di kelurahan sulmadaha dan di sekitar pantai sulamadaha dengan memanfaatkan lingkungan yang ada.
2.    Bagi Pengelola Destinasi  Pantai Sulamadaha Kota Ternate
         Penelitian ini diharapkan bagi pengelola  dapat memberikan masukan dan pertimbangan untuk memperhatikan dan mengembangkan   daya dukung lingkungan. Baik lingkungan fisik alam maupun lingkungan fisik sosial disekitar  destinasi pantai sulamadaha sehingga dapat mensejahterakaan masyarakat.
3.    Bagi Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA yogyakarta
         Memberikan pengetahuan baru kepada mahsisiwa/I dengan mengetahui ilmu mengenai lingkungan pariwisata dalam  mensejahterakaan masyarakat khususnya jurusan Hospitality dan dapat memberikan  referensi dalam melakukan penelitian.


4.    Bagi Penulis
         Penelitian ini dapat menerapkan ilmu  pengetahuan yang pernah penulis dapatkan selama massa perkuliahan dan dapat penulis  terapkan suatu saat nanti.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Teorisasi
1.    Pariwisata
                           Menurut Muljadi (2009:7), pariwisata merupakan konsep multidimensional layaknya pengertian wisatawan. Tak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata dipakai oleh para praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesui dengan tujuan yang ingin dicapai. Pariwisata juga merupakan aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan.
2.    Daya Tarik Wisata
               Menurut Suwantoro (2004:19) “mendefinisikan daya tarik wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata”. Ada pendapat lain yang dikemukakan oleh Musanef mengenai daya tarik wisata.
         Menurut Musanef (1996:174) “objek dan daya tarik   merupakan salah satu unsur pokok dalam pembangunan kepariwisataan seperti akomodasi, restoran, rumah makan, transportasi, industri kerajinan/cinderamata dan usaha jasa perjalanan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan sebagainya yang memiliiki daya tarik untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan. Dalam pengertian luas apa saja yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dapat disebut obyek dan daya tarik wisata”.
3.    Wisata Alam
               Menurut Fandeli (1995: 87), wisata alam adalah bentuk rekreasi  dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli maupun setelah adanya perpaduan dengan daya cipta manusia.
               Pada dasarnya dari beberapa teori yang dikemukakan para ahli diatas berpendapat bahwa wisata alam adalah wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungan sekitarnya yang memiliki karakteristik yang sudah terbentuk asli dari alam dan kadang ditambah dengan sentuhan gaya  manusia dengan tujuan memperindah objek utamanya namun tidak merubah wujud asli dari daya tarik alam tersebut.
4.    Ekologi
         Menurut Sunu (2001: 9), ekologi adalah ilmu mengenai hubungan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungan, secara fisik maupun secara biologik.
         Dalam perkembanganya, ekologi juga mempelajari penyebaran manusia dalam hubungannya dengan sumber kekayaan alam serta sosial budaya sebagai akibat adanya hubungan saling ketergantungan.
         Salah satu komponen utama dalam ekologi  manusia adalah penduduk/masyarakat yang cenderung semakin meningkat, sehingga semakin banyak manusia dapat melestarikan alam dengan baik.
5.    Lingkungan
               Menurut Ramly (2007: 24), lingkungan adalah lingkungan  yang berda disekitar kehidupan manusia, tempat organisme berkembang dan saling berinteraksi. Dengan demikian organisme merupakan bagian tak terpisahkan dari lingkungan hidup. Kendati setiap kali bersikap seolah bukanlah lingkungan hidup, manusia sejatinya adalah lingkungan hidup.
               Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup.Termasuk manusia dan perilakunya yang selalu mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
         Menurut Sukmana (2003: 20),  pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Sedangkan  yang dimaksud dengan  pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
6.    Daya Dukung Lingkungan
        Menurut Sunu (2001:20), daya dukung lingkungan adalah kapasitas atau kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan organisme secara sehat sekaligus mempertahankan produktifitas, kemampuan adaptasi dan kemampuan memperbaharui diri. Daya dukung lingkungan diartikan sebagai kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia.
               Menurut Sunu (2001: 70),  proses perencanaan pembangunan dengan konsep daya dukung lingkungan mengandung pengertian adanya kemampuan dari alam dan sistem lingkungan buatan untuk mendukung kebutuhan yang melibatkan keterbatasan alam yang melebihi kemampuannya, yang secara tidak langsung dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Keterbatasan fisik lingkungan dapat di toleransikan jika terdapat pembangunan hanya dapat di lakukan pada tempat yang memiliki zona potensial dan daya dukung lingkungan daerah pantai untuk pengembangan kawasan pemukiman.
               Kekayaan alam yang ada di bumi ini sebenarnya cukup tersedia untuk memberikan kesejahteraan bagi umat manusia. Akan tetapi, eksplorasi dilakukan lebih cepat dari waktu yang diperlukan  untuk terbentuknya kekayaan alam tersebut, sehingga dalam waktu singkat akan habis. Kondisi alam yang rusak tidak lagi mendatangkan kesejahteraan, bahkan terjadi sebaliknya yaitu dapat mendatangkan malapetaka bagi kehidupan umat manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran lainya.
               Menurut Sunu (2001: 60 – 62),  lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa batas. Apabila bumi ini sudah tidak mampu lagi menyangga ledakan jumlah manusia beserta aktifitasnya, maka manusia akan mengalami berbagai kesulitan. Jadi, kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di dalamnya disebut daya dukung lingkungan. Pertumbuhan jumlah penduduk mutlak harus dikendalikan dan aktivitas manusia harus memperhatikan kelestarian lingkungan. Keseimbangan ini harus kita jaga bersama - sama agar  tetap dapat memberikan daya dukung lingkungan kepada kehidupan manusia.
               Pada perkembangan teknologi dan kemajuan industri akan berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan yang pada akhirnya akan merusak lingkungan itu sendiri. Eksploitasi  alam yang berlebihan dengan tidak memperhatikan kelestarianya yang dilakukan oleh sekelompok manusia untuk kepentingan sementara yang dihentikan, karena akan berakibat kerusakan lingkungan. Kepada seluruh masyarakat khususnya di daerah pantai agar menjaga daya dukung lingkungan sehingga tetap lestari untuk dapat memberikan dukunganya bagi kehidupan masyarakat.
               Menurut Sukmana (2003: 60 – 66), Secara umum daya dukung lingkungan dapat dibedakan ke dalam dua jenis lingkungan yaitu  lingkungan fisik alam  dan  lingkungan fisik sosial.
a.       Lingkungan Fisik Alam
                                Lingkungan fisik alam  adalah lingkungan yang berupa alam, dengan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu manusia. Lingkungan fisik alam dapat dibedakan menjadi lingkungan yaitu  lingkungan  alami dan lingkungan buatan.
1)        Lingkungan Alami
              Lingkungan  alami  adalah lingkungan yang tidak terlalu di dominasi manusia sehingga makhluk hidup lainya mempunyai kesempatan ruang untuk hidup yang wajar dan tingkat organisme yang sangat tinggi, sehingga mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya. Salah satu hal  dari lingkungan yang satu ini adalah masih segar dan sangat nyaman jika tinggal didalamnya. Penduduk bisa menikmati pemandangan di sekitar yang bersih dan indah beserta menikmati hawa udara yang segar dan sejuk. Lingkungan ini juga tergolong sebagai lingkungan yang sehat karena dipenuhi oleh pepohonan, pantai, perkebunan, dan hutan yang dapat memproduksi oksigen murni setiap harinya seperti pantai dan hutan . 
2)        Lingkungan Buatan
              Lingkungan buatan adalah lingkungan tempat manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkungan buatan ini tentu saja sudah tidak original lagi karena adanya campur tangan manusia yang merubah pemandangan lingkungan tersebut. Hal ini dapat temukan di perumahan-perumahan yang dibangun di area yang dulunya adalah perhutanan. lahan ini sangat bagus untuk membuat tempat tinggal. Namun demikian tempat yang satu ini menjadi dambaan orang-orang yang ekonominya berkecukupan sehingga mereka lebih memilih untuk tinggal di lingkungan buatan ini. Lingkungan buatan ini juga masih dipenuhi dengan pohon-pohon dan semacamnya, namun pohon tersebut bukanlah pohon asli dari tempat tersebut. Hal ini jelas dikarenakan tempat ini sudah dibentuk ulang oleh manusia sehingga sudah tidak ada unsur keindahan alaminya lagi, yang ada dan tersisa hanyalah unsur kemewahan.
             Oleh karena itu, tingkat hidup yang ada di dalamnya relatif rendah. Seperti pertanian, perumahan, perindustrian, pedagang, dan kawasan wisata sehingga untuk mempertahankan bentuk ekositem tersebut perlu bantuan energi dari luar oleh manusia karena   di dominasi oleh manusia.
b.      Lingkungan Fisik Sosial
Lingkungan fisik sosial adalah lingkungan masyarakat dalam suatu komunitas tertentu dimana diantara individu dalam masyarakat tersebut terjadi interaksi. Lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku manusia.  Lingkungan fisik sosial terdapat  dua  bagian lingkungan  yaitu:
1)        Lingkungan Sosial Primer
                 Lingkungan sosial primer  merupakan dimana terdapat hubungan yang erat antara individu satu dengan yang lain. Lingkungan  ini dimana kumpulan-kumpulan masyarakat yang ada di dalam lingkungan tersebut memiliki hubungan yang erat dan  saling mengenal  dengan baik, misalnya masyarakat yang berada di pedesaan atau di daerah pinggir perkotaan kebanyakan merupakan lingkungan sosial primer yang  biasanya ditempat tinggal mereka lebih ditanamkan sifat kebersamaan dan silaturahmi. Sehingga antara warga cenderung saling mengenal baik satu sama lain, selalu berkomunikasi dan tidak individualis. Pengaruh lingkungan sosial primer ini akan lebih mendalam bila dibandingkan dengan pengaruh lingkungan sosial sekunder.

2)        Lingkungan Sosial Sekunder
                 Lingkungan sosial sekunder merupakan lingkungan sosial di mana hubungan individu satu dengan yang lain secara luas dan individu satu kurang mengenal dengan individu yang lain. Lingkugan sosial dimana masyarakat yang ada di dalamnya cenderung individualis dan bersikap acuh sesamanya. Misalnya  masyarakat di komplek perkotaan, mereka cenderung tidak mengenal satu sama lainnya di lingkungan tempat tinggal mereka dan  tidak pedulikan antara sesamanya. Namun demikian pengaruh lingkungan sosial, baik lingkungan sosial primer maupun lingkungan sosial sekunder sangat besar terhadap keadaan individu sebagai anggota masyarakat.
7.        Kesejahteraan Masyarakat  
       Menurut Damanik ( 2013: 3) kesejahteraan masyarakat merupakan sumbangan pariwisata yang secara signifikan pada perkembangan ekonomi suatu negara atau daerah tampak dalam bentuk peluang kerja, peningkatan pendapatan  (devisa) dan pemerataan pembangunan. Hendaknya juga di sadari bahwa data makro ekonomi pariwisata tidak banyak berbicara tentang apakah atau bagimana pemerintah memanfatkan devisa itu untuk mengembangkan program – program kesejateraaan  masyarakat, atau lebih praktisnya, mengentaskan kehidupan penduduk miskin. Besaran devisa yang diraih dari pariwisata hanya mampu berbicara tentang potensinya bagi peningkatan pendapatan.
       Menuru Damanik ( 2013: 10) Pariwisata dalam konteks peningkatan kesejahteraan masyarakat jika terjadi hal – hal berikut:
a.  Penerapan strategi perluasan kesempatan berusaha terutama bagi kalangan miskin di sekitar kawasan proyek pariwisata. Perluasan kesempatan berusaha dimulai dari sektor pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan kawasan wisata. Di sini masyarakat diposisikan pemasok barang dan jasa kebutahan wisatawan, mulai dari bentuk penyediaan inftrastuktur dirancang sedemikan rupa agar dapat menggunakan seoptimal mungkin bahan baku lokal. Demikian pula halnya dengan bahan makanan dan jasa terkait lainya.
b.  Perluasan kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Pengelola usaha pariwisata membutuhkan tenaga kerja lokal sebagai sumber daya. Meskipun secara kualitas sering kali memiliki keterbatasan, tetapi mereka tetap menjadi prioritas untuk di rekrut, kemudian dilatih sesuai dengan kebutuhan posisi pekerjaan yang tersedia di berbagai identitas bisnis pariwisata.
c.  Pencegahan degradasi mutu lingkungan yang berdampak langsung dan lebih rentan bagi masyarakat. Pengambangan infrastuktur fisik pariwisata, terutama di kawasan – kawasan  (frontie)  atau yang dekat dengan pemukiman, dapat mempengaruhi mutu lingkungan.
d. Penekanan pada upaya meminimalkan dampak sosial budaya pariwisata. Pengembangan kawasan dan infrastruktur pariwisata selalu diikuti oleh perubahan pola hubungan sosial, pola konsumsi dan gaya hidup hidup masyarakat lokal.
e.  Pendampingan masyarakat lokal untuk pengembangan bisnis inti dan pendukung pariwisata. Pemangku kepentingan secara berganti menjadi konsultan untuk memberikan pelatihan kepada perencanaan, implementasi dan menejemen bisnis berskala kecil dan menengah bagi masyarakat.
f.   Promosi organisasi lokal yang dibentuk untuk kepentingan pariwisata. Harus di akui bahwa salah satu titik lemah komunitas lokal di falam pengelolaan usaha pariwisata adalah jaringan yang lemah dan kemampuan berpromosi.
       Langkah strategis Dalam setiap  yang perlu dalam pengembangan pariwisata  sehingga menciptakan kesejahteraan, antara lain adalah menjadikan kelompok masyarakat sebagai sumber tenaga kerja utama di daerah tujuan wisata, menjadikan  masyarakat lokal sebagai pemasok barang dan jasa parwisata, memberikan insentif kepada masyarakat lokal untuk menjual barang dan jasa wisata secara langsung kepada wisatawan, mendorong masyarakat menjadi pemilik dan pelaku usaha jasa pariwisata, melakukan infestasi infrastruktur pariwisata yang memungkinkan masyarakat lokal memiliki keuntungan, mempekerjakan masyarakat lokal untuk menjual barang dan jasa dengan cara memberikan pelatihan, dan mendorong munculnya etnis kelembagaan baru yang mewadahikepenttingan masyarakat lokal.
Menurut  Harianto ( 1996: 24), Faktor untuk mencapai suatu kesejahteraan masyarakat   yaitu kebutuhan.
             Kebutuhan manusia pada dasarnya di bedakan menjadi dua Kebutuhan Jasmani dan kebutuhan rohani.
a.       Kebutuhan Jasmani
                                Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk pertumbuhan, kesehatan, dan istirahat yang cukup. Kebutuhan ini dapat  dirasakan oleh unsur jasmani manusia terhadap barang dan jasa. Unsur jasmani terhadap barang. Misalnya, pada saat sesorang lapar dan haus, seseorang butuh makan dan minum, waktu udara dingin sesorang perlu baju hangat, serta seseorang perlu berolah raga agar badan sehat. Sedangkan unsur jasmani terhadap jasa. Misalnya, menonton film, liburan, dan tamasya ke kebun binatang.
b.      Kebutuhan Rohani
               Kebutuhan rohani  merupakan  Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang yang membutuhkan.  Kebutuhan ini di penuhi melalui pemenuhan rasa aman, ketentraman, dan perlindungan  baik dalam hubungan antara     manusia maupun hubungan dengan Tuhan Yang Maha Es Berkembangnya kegiatan pariwisata di wilayah pesisir  di harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pula dan pemberdayaanya. Di samping itu dengan berkembangnya kegiatan pariwisata tersebut akan terdapat banyak pilihan jenis usaha yang ada. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang baik bagi seluruh warga masyarkat melalui kegiatan – kegiatan swadaya. Upaya pemeberdayaan masyarakat bertujuan untuk membantu masyarakat menjadi mandiri, dalam arti memiliki potensi untuk mampu memecahkan masalah  yang mereka hadapi, dan sanggup memenuhi kebutuhannya dengan tidak menggantungkan hidup mereka pada bantuan  dari pihak luar, baik pemerintah maupun oraganisasi – oraganisasi pemerintah.
B.     Kerangka Pemikiran
                      Menurut Mardalis (2010: 45), kerangka  pemikiran merupakan  Mengemukakan beberapa teori tentang variabel yang telah di teliti, untuk itu penulis menjelaskan arti dari konsep yang di pakai.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
 


                      Dari  bagan kerangka pemikiran diatas telah dijelaskan bahwa Daya Dukung Lingkungan (X), memiliki dua variabel  yaitu lingkungan fisik alam (X1) dan lingkungan fisik sosial (X2)  yang berpengaruh tehadap kesejateraan masayarakat lokal (Y).
C.    Hipotesis  Ha – Ho
                      Menurut Sugiyono (2011: 64), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah dalam penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat peryataan.
                      Berdasarkan kajian teorisasi diatas, maka dapat di rumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
            Ha1  :         Lingkungan fisik alam lebih berpengaruh terhadap kesejahteraan                  masyarakat  lokal di destinasi pantai sulamadaha.
Ha2 :          Lingkungan fisik sosial lebih berpengaruh terhadap               kesejahteraan masyarakat lokal di destinasi pantai sulamadaha.
Ha3 :          Daya Dukung Lingkungan (Lingkungan fisik alam dan fisik Sosial) Berpengaruh secara bersama-sama Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
Ho1 :          Lingkungan fisik alam tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan     masyarakat  lokal di destinasi pantai sulamadaha.
Ho2  :         Lingkungan fisik sosial tidak berpengaruh terhadap   kesejahteraan masyarakat di destinasi pantai sulamadaha.
Ho3 :      Diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara Daya Dukung Lingkungan (Lingkungan fisik alam dan lingkungan Sosial) secara bersama-sama Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Lokasi Dan Waktu
          Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian kuantitatif. Hal ini dapat dilihat dari judul penelitian. Menurut Sugiyono (2010 : 07) penelitian kuantitatif merupakan metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sisitimatis. Metode ini juga di sebut metode discovery, karena dengan metode ini  dapat di sebut metode kuantitatif  karena data penelitian berupa angka- angka dan analisis menggunakan statistik.
1.    Penelitian ini  telah di lakukan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate khususnya di kelurahan sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota ternate, provinsi maluku Utara.
2.    Penelitian ini telah  dilakukan Selama satu bulan,  waktu dilaksanakan penelitian  pada tanggal 05 mei 2014  sampai dengan 05 juni 2014 untuk melengkapi dan mengumpulkan data yang telah.

B.     Populasi Dan Sampel
1.    Populasi
                 Menurut Sugiyono (2010: 61), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam  penelitian ini merupakan   keseluruhan masyarakat lokal yang berada di kelurahan Sulamadaha Kota Ternate. Lokasi kelurahan sulamadaha berada 14 km dari pusat Kota Ternate.
2.    Sampel
                  Menurut Sugiyono (2010: 62), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang di pelajari dari sampel, kesimpulanya  telah  diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik proporsional radoom sampling digunakan bila anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata proporsional. Peneliti mengambil  Jumlah   sampel  dalam penelitian ini sebanyak  100 orang yang mewakili populasi yang ada untuk menguji hipotesis. Sampel dari penelitian ini adalah  masyarakat lokal yang  berada di kelurahan Sulamadaha Kota Ternate.
C.    Variabel Penelitian
                         Menurut Sugiyono (2010: 2), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya.
                  Adapun berbagai macam variabel yang digunakan dalam melakukan penelitian ini  yaitu:
1.    Variabel Independen
                    Menurut Sugiyono (2010 : 4), variabel independen merupakan variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, dan yang terdahulu (antecedent). Dalam bahasa indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel independen/terkait.  Di dalam penelitian ini variabel bebas adalah daya dukung lingkungan (X) yang terdiri dari lingkungan fisik alam (X1) dan lingkungan fisik sosial (X2).
2.    Variabel Dependen
                    Menurut Sugiyono (2010: 4), variabel dependen ini sering disebut sebagai variabel keluaran (output), kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan variabel terkait. Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat atau pengaruh, karena adanya variabel bebas.
                        Dalam penelitian ini, maka yang menjadi variabel dependen/terkait adalah Kesejahteraan Masyarakat lokal  (Y).

D.    Teknik Pengumpulan Data
1.    Kuisioner/Angket
                   Menurut Sugiyono (2011: 142), kuisioner merupakan teknik  pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabanya.   Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner ini bersifat tertutup  sehingga  membantu responden untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
                   Di dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket kepada masyarakat lokal yang berada dikelurahan Sulamadaha kota Ternate.
2.    Dokumentasi
      Menurut Sugiyono (2011: 240), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
               Dokumentasi dalam penelitian ini  penulis mengambil gambar mengenai aktifitas masyarakat lokal diKelurahan Sulamadaha  dan  mengambil gambar destinasi pantai Sulamadaha Kota Ternate.


3.    Observasi
              Menurut Sugiyono (2011: 145), observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga daya tarik wisata alam yang lain.
E.     Definisi Konseptual Dan Operasional
1.    Definisi Konseptual
                           Definisi konseptual merupakan dasar yang di gunakan untuk  penelitian dalam menyusun instrumen pengumpulan data agar tidak kehilangan arah penelitian. Definisi konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:
a.    Lingkungan Fisik Alam (X1)
              Lingkungan fisik alam merupakan lingkungan yang sudah tersedia sehingga  dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakat yang berada di kelurahan sulamadaha. Seperti:
1)   Lingkungan alami merupakan lingkungan yang belum ada campur tangan dari masyarakat sehingga dapat di manfaatkan sebagai kebutuhan hidup. Seperti, pantai dan tumbuhan yang  tumbuh di sekitar daya tarik wisata  pantai sulamadaha.
2)    Lingkungan buatan merupakan lingkungan yang sudah ada campur tangan dari masyarakat sehingga dapat di manfaatkan sebagai mata pencarian. Seperti,  masyarakat lokal membuka warung makan dan sebagai pendukung di daya tarik wisata pantai sulamadaha.
b.   Lingkungan Sosial  (X2)
            Lingkungan fisik sosial merupakan lingkungan yang dapat mempengaruhi hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok masyarakat yang berada di kelurahan sulamadaha.  yaitu:
1)   Lingkungan primer merupakan lingkungan yang memiliki hubungan erat yang di lakukan oleh seseorang dengan masyarakat yang berada dikelurahan sulamadaha. Seperti, dengan menjalin  kebersamaan dan tidak individual.
2)   Lingkungan sekunder  merupakan lingkungan yang memiliki hubungan secara luas dilakukan oleh masyarakat yang berada di kelurahan sulamadaha. Seperti, dengan bersifat individualis dan bersikap acuh dengan wisatawan yang berkunjung di daya tarik wisata pantai sulamadaha.
c.    Kesejahteraan Masyarakat Lokal (Y)
                                Kesejahteraan masyarakat lokal merupakan anggota masyarakat yang memperoleh kebahagian atau masyarakat yang lingkungan hidup dan mata pencarian sudah memenuhi kebutuhan  yang di inginkan. Seperti, kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani masyarakat yang berada di kelurahan sulamadaha.
1)   kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan yang di penuhi  dengan  bersifat fisologis yaitu barang dan jasa yang dapat di miliki  oleh masyarakat  lokal yang berada di kelurahan sulamadaha.
2)    kebutuhan rohani merupakan kebutuhan yang tergantung pada pribadi. Seperti, keyamanan dan ketentaraman masyarakat yang berada di kelurahan sulamadaha maupun di sekitar pantai sulamadaha.
2.    Definisi Operasional
               Defenisi operasional diperlukan untuk menentukan pemakaian alat yang digunakan untuk mangambil data. Dalam penelitian ini definisi  opersional dari lingkungan  fisik alam (X1) dan lingkungan fisik sosial (X2) terhadap kesejahteraan masyarakat lokal (Y) memiliki indikator sebagai berikut:
a.    Indikator Lingkungan Alami
1)    Pantai, diukur dengan  nelayan atau masyarakat lokal  yang  mencari ikan   demi kebutuhan hidup.  
2)    Tumbuhan, diukur dengan petani yang memanfaatkan tanaman yang tumbuh di sekitar pantai  sebagai   pendukung kelangsungan hidup masyarakat lokal.
b.   Indikator Lingkungan Buatan
1)   Warung Makan, diukur dengan mamanfaatkan ruang untuk di jadikan tempat penjualan makanan yang dijual ke wisatawan.
2)   Tempat Parkir, diukur dengan memanfaatkan area lokasi  yang kosong sebagai tempat penitipan kendaraan wisatawan.
c.    Indikator Lingkungan Primer
1)   Kebersamaan, diukur dengan gotong royong masyarakat yang di lakukan sebagai wujud kebersamaan.
2)   Tidak individualis, diukur dengan kegiatan yang di lakukan dengan kelompok masyarakat dan tidak di lakukan secara perorangan..
d.   Indikator Lingkungan Sekunder
1)   Individualis, diukur dengan mesyarakat yang lebih mementingkan kepentingan diri  sendiri tidak dengan kelompok masyarakat.
2)   Bersikap acuh, diukur dengan   tidak peduli dengan lingkungan sendiri demi keinginan  yang terwujud.
e.    Indikator Kebutuhan Jasmani
1)   Barang, diukur dengan benda – benda   berwujud demi  kebutuhan  yang dapat  gunakan dalam  masyarakat.
2)   Jassa, diukur dengan benda yang tidak terwujud demi     memberikan  kepuasan bagi masyarakat.
f.    Indikator Kebutuhan Rohani
1)   Keyamanan, diukur dengan  rasa aman dan nyaman demi menjalankan aktifitas dengan normal tampa ada rasa takut.
2)   Ketentraman, diukur dengan perlindungan oleh pihak keamanan sehingga tidak ada gangguan dari manapun.
F.     Teknik Analisis Data
         Teknik analisis data adalah cara untuk menguraikan data menurut unsur-unsur yang terdapat dalam masing-masing variabel. Dalam menganalisis data digunakan analisis data sebagai berikut:
1.    Analisis Instrumen
a.    Uji Validitas
        Uji validitas merupakan suatu alat ukur tes dalam kuesioner. Menurut Sunyoto (2011: 45), “ Validitas artinya sejauh mana tes dapat mengukur dengan tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.” Alat ukur dikatakan valid apabila alat tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas butir digunakan untuk menguji apakah butir benar-benar mengungkap indikator yang ingin diselidiki. Semakin tinggi angka validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut dalam mengukur apa yang harus diukur. Jenis validitas instrument ini menggunakan validitas isi
( indikator variabel bersumber dari isi teori masing-masing variabel ).
Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas adalah :


rbt  =                (rxy) : (Sby) – (SBx)
                         (Vy+Vx)-(rxy)(SBy)(SBx)
Keterangan :
rbt    = Koefisien validitas Part Whole
SBy = Simpangan baku varian total
SBx = Simpangan baku bagian (butir)
Vy   = Variansi Total
Vx   = Variansi bagian (butir)
        Dengan menggunakan taraf signifikan nyata 5% dapat ditentukan alat ukur tersebut valid atau tidak, dengan cara :
1)   Jika r hasil positif, serta rhasil > rtabel, maka butir atau variabel tersebut valid.
2)   Jika r hasil positif, serta rhasil < rtabel, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.
b.   Uji Reliabilitas
        Alat ukur disebut reliabel, bila alat tersebut mempunyai sifat konstan, hasilnya akan tetap meskipun pengukurannya diulang dua kali atau lebih digunakan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik bela dua (satu kuesioner, single test single trial). Pertanggungjawaban reliabilitasnya digunakan teknik Crobach Alpha untuk memperoleh konsistensi internal dari setiap butir item.
Rumusnya sebagai berikut :
         
Keterangan:
r11                    =Reliabilitas instrumen
k                      =banyaknya butir pertanyaan
             =jumlah varians butir
                  =jumlah varians
2.    Analisis Data
a.    Uji f
                        Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh yang sama terhadap variabel dependen. Pengujian ini menggunakan uji distribusi F. Apabila probabilitas signifikan 5% maka model yang di uji adalah signifikan dalam menentukan variabel  kesejahteraan masyarakat lokal sebagai variabel dependen (Y).
Uji F dapat dihitung dengan rumus :

F        =        JKG2/df2
            JKG2/df2
Keterangan :
      JKG           = Jumlah Kuadrat Galat (error/kesalahan) regresi
      Df           = degree of freedom
Sedangkan hipotesis yang digunakan adalah :
Ho  : β1, β2 = 0. artinya  daya dukung lingkungan   secara serempak tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
Ha  : β1, β2 > 0, artinya daya dukung lingkungan  secara serempak berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat. 
          Penelitian ini menggunakan pengujian satu sisi kanan. Kriteria untu menerima atau menolak hipotesis diatas adalah :
1)   Jika Fo ≤ Fa (n-c-2k/2), maka Ho diterima, Ha ditolak, artinya daya dukung lingkungan  serempak  tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat.
2)   Jika Fo > Fa (n-c-2k/2), maka Ho ditolak, Ha diterima, artinya daya dukung lingkungan serempak berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat.
b.   Uji t
       Uji t digunakan untuk membuktikan atau menguji koefisien regresi linear berganda secara persial sehingga diketahui faktor X1 dan X2, masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap Y. Termasuk untuk mengetahui variabel bebas paling dominan dalam mempengaruhi variabel terikat. Formulasi uji t yang digunakan adalah yang ditulis oleh vincent (1991: 35) dalam Jaena 2013: 54)  sebagai berikut :
      to=
1)    Ha1 : β1 > 0, artinya lingkungan fisik alam  secara persial berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat lokal
2)    Ha2 : β1  = 0, artinya lingkungan fisik alam secara persial berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
3)    Ho1 : β1 > 0, artinya lingkungan alam secara persial tidak berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
4)    Ho2 : β2 X1 = 0, artinya lingkungan fisik sosial  secara tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
                  Kriteria menerima atau menolak hipotesis diatas menggunakan        pengujian satu sisi kanan, α 0,05, sebagai berikut :
a)    Jika thitung  ≤ ttabel (to < t α (n-2), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya lingkungan fisik alam  berpengaruh positif terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. 
b)   Jika thitung  ≤ ttabel (to < t α (n-2), maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya jika lingkungan fisik alam secara persial tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat lokal.
c.    Koefisien Determinasi (R²)\
                    Koefisien Determinasi (R2) merupakan angka sejauh kesesuaian persamaan regresi tersebut dengan data. Koefisien determinan juga menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variasi variabel terikat semakin kecil. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi ganda (R2) berada antara 0 dan 1 atau 0 < R2 1. (Vincent 1991:39 dalam Tedi 2012:35).
Koefisien determinasi dapat dihitung dengan rumus :

                  R2 =  JKreg
                      ∑ Y2
Dimana :
                              R2                    = Koefisien Determinasi
                              JKreg                  = Jumlah kuadrat regresi
              ∑Y2                   = Jumlah kuadrat total korelasi
d.   Skala Pengukuran Instrumen Penelitian
       pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial. (Sugiyono, 2011: 93).
                                 Tabel 4.1 
                     Skala Likert Kuisioner
Jawaban
Skor
Sangat Setuju
5
Setuju
4
Kurang Setuju
3
Tidak Setuju
2
Sangat Tidak Setuju
1

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Gambaran Umum Destinasi Pantai Sulamadaha
Dari sekian banyak Destinasi wisata alam yang berada di kota Ternate, pantai sulamadaha yang paling di kenal dan banyak di kunjungi. Terletak sekitar 14 km arah utara Kota Ternate, Tempatnya di kelurahan Sulamadaha kecamatan Pulau Ternate. Demburan ombak yang menyentuh hamparan pasir dan menerpa bagian ujung bebatuan pantai, air laut yang jernih dengan pulau Hiri yang terbentang di hadapannya menawarkan pesona keindahan yang patut dinikmati.
Pantai sulamadaha merupakan satu-satunya Destinasi wisata pantai di bagian utara pulau Ternate yang masih terjaga dan terawat dengan baik kualitas lingkungannya. Dengan kondisi air laut dan daratan pasir yang luar biasa, Destinasi wisata pantai Sulamadaha berpotensi untuk dijadikan tempat berjemur bagi para wisatawan serta  dapat menikmati berbagai jenis olahraga pantai lainnya seperti; berenang, Jet sky, dayung, dan menyelam.
Salah satu upaya yang perlu di lakukan untuk menarik atau meningkatkan minat para pengunjung untuk datang ke tempat ini, maka jenis sarana dan prasarana yang perlu di sediakan pada Destinasi wisata ini antara lain; rumah payung, tempat bermain anak, kamar bilas, kamar ganti, dan MCK serta fasilitas pendukung lainya. Selain panorama alam pantai Sulamadaha yang indah, di kawasan ini juga terdapat teluk Sulamadaha yang bagi masyarakat kota Ternate di kenal dengan nama Hol. Tempat ini memiliki keindahan alam perairan yang berpotensi untuk olah raga menyelam, akan tetapi jalan yang harus dilalui untuk menjangkau tempat tersebut masih terasa sulit, sehingga perlu di bangun jalan setapak yang dapat menghubungkan Sulamadaha dengan tempat tersebut.
B.  Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan analisis hasil mengenai “Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate”. Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang. Rincian perolehan kuesioner dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran rekapitulasi data. Setelah data terkumpul, kemudian selanjutnya dianalisis dengan bantuan program statistik komputer SPSS for Windows Release 13.00.
1.   Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi: analisis karakterisitik responden dan analisis deskriptif jawaban responden. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif disajikan sebagai berikut.
a.    Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut:


1)   Deskripsi Responden  Penelitian berdasarkan Usia
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data Primer 2014

Diagram di atas menunjukkan bahwa masyarakat lokal yang menjadi responden di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berusia 15-20 tahun yakni sebanyak 21 orang (21%), responden yang berusia 21-30 tahun yakni sebanyak 37 orang (37%), dan responden yang berusia 31-39 tahun yakni sebanyak 42 orang (42%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berusia antara 31-39 yakni sebanyak (42%).
2)   Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin  disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer 2014

Diagram di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 53 orang (53%) dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 47 orang (47%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berjenis kelamin pria sebesar 55%.
3)   Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Data Primer 2014
Diagram diatas menunjukan bahwa responden dengan pendidikan SMU sebanyak 36 orang (36%), diploma sebanyak 16 orang (16%), sarjana sebanyak 23 orang (23%), dan lainnya sebanyak 25 orang (25%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate yakni pendidikan SMU (36%).
4)   Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaaan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data Primer 2014
Diagram di atas menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 17 orang (17%), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang (26%), responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 27 orang (27%), dan responden yang berstatus lainnya sebanyak 30 orang atau 30%.
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian yang dilakukan di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berstatus sebagai pelajar/mahasiswa (27%).
b.   Deskripsi Kategori Variabel
Deskripsi kategori variabel menggambarkan tanggapan responden mengenai Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Terdapat tiga variabel yang mewakili yaitu variabel lingkungan fisik alam (X1), variabel lingkungan fisik Sosial (X2), dan kesejahteraan masyarakat (Y). Adapun hasil deskripsi kategori variabel disajikan sebagai berikut:
1)   Lingkungan Fisik Alam
Variabel lingkungan fisik alam terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel lingkungan fisik alam.
                                    Diagram 4.5
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
terhadap Lingkungan Fisik Alam
Sumber: Data Primer 2014
 Hasil penilaian responden terhadap variabel lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju dengan lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 36 responden atau 36% menyatakan kurang setuju, 40 responden atau 40% menyatakan setuju, dan 16 responden atau 16% menyatakan sangat setuju dengan lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
2)   Lingkungan Fisik Sosial
Variabel lingkungan fisik sosial terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel lingkungan non fisik sosial.
Diagram 4.6
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
terhadap Lingkungan Fisik Sosial

Sumber: Data Primer 2014
Hasil penilaian responden terhadap variabel lingkungan fisik sosial di Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 1 responden 1% menyatakan sangat tidak setuju dengan lingkungan fisik sosial yang ada di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, 42 responden atau 42% menyatakan kurang setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju.
3)   Kesejahteraan Masyarakat Lokal
Variabel kesejahteraan masyarakat lokal terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel kesejahteraan masyarakat.
Diagram 4.7
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
 terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Sumber: Data Primer 2014
Hasil penilaian responden terhadap variabel kesejahteraan masyarakat lokal di Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 10 responden atau 10% menyatakan tidak setuju dengan kesejahteraan masyarakat yang ada di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 33 responden atau 33% menyatakan kurang setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju.
2.   Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Adapun uji validitas dan reliabilitas instrumen yang diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut.
a.      Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kesahihan instrumen penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilaksanakan dengan menggunakan rumus Korelasi dari Pearson yang dikenal dengan Korelasi Product Moment.
Selanjutnya harga  dikonsultasikan dengan  dengan taraf signifikan 5%. Jika  lebih besar atau sama dengan   maka item tersebut dinyatakan valid. Apabila koefisien korelasi rendah atau  lebih kecil dari  pada taraf signifikansi 5%, maka butir-butir yang bersangkutan dikatakan gugur atau tidak valid. Butir-butir yang gugur atau tidak valid dihilangkan dan butir yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer SPSS 13.0 dan diperoleh hasil pengujian dari data lingkungan fisik alam, lingkungan non fisik sosial, dan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Daya Dukung Lingkungan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate
Butir Pernyataan
R hitung
R tabel
Keterangan
Lingkungan_Fisik_Alam1
0,873
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam2
0,730
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam3
0,660
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam4
0,859
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial1
0,892
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial2
0,787
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial3
0,838
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial4
0,852
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat1
0,594
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat2
0,708
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat3
0,597
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat4
0,705
0,361
Valid
   Sumber: Data Primer 2014              
Tabel di atas menunjukkaan bahwa semua butir pernyataan dinyatakan valid, karena nilai  lebih besar dari .
b.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya dan diandalkan. Suatu instrumen dapat dikatakan tidak baik jika bersifat tendensius, mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan SPSS versi 13.0 dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dari variabel yang diuji. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 maka jawaban responden dinyatakan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 319). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Daya Dukung Lingkungan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate

Variabel
Alpha Cronbach
Keterangan
Lingkungan_Fisik_Alam
0,899
Reliabel
Lingkungan_Fisik_Sosial
0,932
Reliabel
Kesejahteraan_Masyarakat
0,821
Reliabel
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha pada variabel lingkungan fisik alam sebesar 0,899; variabel lingkungan fisik sosial sebesar 0,932; dan variabel kesejahteraan masyarakat sebesar 0,821. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai 0,600. Dengan demikian jawaban-jawaban responden dari variabel penelitian tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
3.   Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk membuktikan:
Ho1    : Lingkungan Fisik Alam Tidak Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan Masyarakat  Lokal Di Destinasi Pantai Sulamadaha.
Ho2     : Lingkungan Fisik Sosial Tidak Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan             Masyarakat  Lokal Di Destinasi Pantai Sulamadaha.
Ho3 : Diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara Daya Dukung Lingkungan (lingkungan fisik alam dan lingkungan non fisik sosial) secara bersama-sama Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
Analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Di bawah ini akan dibahas hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 for windows.
a.       Uji F
Analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F (Fisher) bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel yang meliputi: lingkungan fisik alam, lingkungan non fisik sosial, dan kesejahteraan masyarakat lokal di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha. Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji F, dengan membandingkan nilai  dengan  pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai lebih besar dari nilai  maka pengaruh tersebut signifikan dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.



Hasil uji F pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji F
Sumber: Data Primer 2014

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 110,665 dan F tabel sebesar 3,092 dengan signifikansi sebesar 0,000. Oleh  karena F hitung > F tabel (110,665>3,092) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan antara Daya Dukung Lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik sosial secara bersama-sama terhadap kesejahteraan masyarakat lokal di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
b.      Uji t (secara parsial)
Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas menjelaskan variasi veriabel terikat. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Sumber: Data Primer 2014
Untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi signifikan digunakan uji t dengan hasil sebagai berikut:
1)   Lingkungan Fisik Alam
Hasil statistik uji t untuk variabel lingkungan fisik alam diperoleh nilai t hitung sebesar 10,702 dan t tabel 1,987 (df=99) dengan tingkat signifikansi 0,000, karena t hitung>t tabel (10,702>1,987); signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,705. Hal ini berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan fisik alam  terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
2)   Lingkungan Fisik Sosial
Hasil statistik uji t untuk variabel lingkungan fisik sosial diperoleh nilai t hitung sebesar 4,600 dan t tabel 1,987 (df=99) dengan tingkat signifikansi 0,000, karena t hitung>t tabel (4,600>1,987), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,330. Hal ini berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lingkungan fisik sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
c.       Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara angka 0 sampai dengan 1, besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Data Primer 2014
Hasil uji R2 (R square) pada penelitian ini diperoleh nilai R2 sebesar 0,695. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat lokal dipengaruhi oleh variabel daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam, dan lingkungan fisik sosial sebesar 69,5%, sedangkan sisanya sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal akan tetapi tidak termasuk dalam penelitian ini adalah: (1) faktor pengetahuan, yaitu masyarakat harus memiliki pengetahuan yang luas akan sumber daya apa saja yang ada disekitar pantai tersebut, sehingga dapat memanfaatkan, memakai dan memelihara dengan baik pantai tersebut, (2) faktor produk yaitu fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal disekitar pantai seperti: restoran, penginapan, tempat perbelanjaan; dan (3) faktor harga yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan dari fasilitas yang disediakan oleh masyarakat sekitar.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Pembahasan masing-masing variabel disajikan sebagai berikut.
1.   Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Yang Berupa Lingkungan Fisik Alam dan Lingkungan Fisik Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel (110,665>3,092) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05).
Daya dukung lingkungan merupakan salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal disekitar pantai Sulamadaha Kota Ternate. Daya dukung lingkungan merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata tertentu. Daya dukung lingkungan pada suatu Destinasi wisata salah satunya dapat berupa akomodasi, restoran, rumah makan, transportasi, industri kerajinan/cinderamata, dan usaha jasa perjalanan. Selain itu dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat sekitar yang memang memiliki daya tarik serta keunikan tersendiri untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan.
Faktor pertama yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal adalah daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam. Lingkungan fisik alam adalah lingkungan yang berupa alam, dengan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu manusia dan wisatawan asing tentunya. Pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan individu yang terdapat dalam lingkungan tersebut, seperti penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate apabila dapat dikelola, ditata, dimanfaatkan, dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat sekitar pantai tentunya dapat menjadi salah satu alternative dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Masyarakat sekitar dapat membuka berbagai usaha ataupun kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi individu maupun kelompok. Salah satunya adalah membuka rumah makan, menyediakan penginapan, tempat perbelanjaan, dsb. Jika hal tersebut dapat dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan lingkungan fisik alam akan menjadi bagian terpenting dalam mempengaruhi wisatawan asing, terciptanya lapangan pekerjaan baru sehingga dapat memperkecil angka pengangguran, serta dapat meningkatkan peneriman pajak dan ditribusi daerah
Salah satu kendala yang dialami dalam pengembangan Destinasi wisata Pantai Sulamadaha Kota Ternate adalah sebagian masyarakat masih belum mengetahui dampak terhadap pemanfaatan lingkungan yang mereka lakukan. Salah satunya adalah pengambilan pasir pantai, pengambilan batu hangus sebagai material bangunan, dan hal-hal lainnya yang jika ini dibiarkan secara terus menerus akan berdampak pada kerusakan lingkungan disekitar pantai, serta dapat terjadi abrasi pantai. Hal ini tentunya dapat membahayakan seluruh aspek yang berada dalam lingkungan pantai tersebut. Tidak hanya dalam jangka panjang, jika hal ini tidak ditangani dengan serius dalam waktu jangka pendek pun tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana alam. Hal ini tentunya tidak serta merta menjadi tanggung jawab masyarakat secara seluruhnya, pihak pemerintah setempat juga dituntut dan dipaksa dalam hal penyelamatan lingkungan agar dapat digunakan dan diwariskan pada generasi anak cucu mendatang. Pemerintah juga diharapkan dapat merangkul masyarakat yang memiliki pemahaman masih rendah terhadap dampak pemanfaatan lingkungan sekitar pantai yang dilakukan secara terus-menerus agar keasrian dan keaslian pantai Sulamadaha Kota Ternate tetap terjaga.
Faktor kedua yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal adalah daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik sosial. Lingkungan fisik sosial adalah lingkungan masyarakat dalam suatu komunitas tertentu dimana diantara individu dalam masyarakat tersebut terjadi interaksi. Lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku manusia.  Berbekal pemahaman dan pengetahuan yang baik dalam mengelola lingkungan sekitar akan berdampak pula pada cara bersosialisasi antara masyarakat sekitar dengan masyarakat itu sendiri maupun masyarakat asing yang berkunjung di pantai Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Tempat yang dikelola dengan baik, keramahan masyarakat sekitar, serta adat istiadat yang dimiliki tentunya akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam berkunjung ke pantai Sulamadaha Kota Ternate.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.  Gambaran Umum Destinasi Pantai Sulamadaha
Dari sekian banyak Destinasi wisata alam yang berada di kota Ternate, pantai sulamadaha yang paling di kenal dan banyak di kunjungi. Terletak sekitar 14 km arah utara Kota Ternate, Tempatnya di kelurahan Sulamadaha kecamatan Pulau Ternate. Demburan ombak yang menyentuh hamparan pasir dan menerpa bagian ujung bebatuan pantai, air laut yang jernih dengan pulau Hiri yang terbentang di hadapannya menawarkan pesona keindahan yang patut dinikmati.
Pantai sulamadaha merupakan satu-satunya Destinasi wisata pantai di bagian utara pulau Ternate yang masih terjaga dan terawat dengan baik kualitas lingkungannya. Dengan kondisi air laut dan daratan pasir yang luar biasa, Destinasi wisata pantai Sulamadaha berpotensi untuk dijadikan tempat berjemur bagi para wisatawan serta  dapat menikmati berbagai jenis olahraga pantai lainnya seperti; berenang, Jet sky, dayung, dan menyelam.
Salah satu upaya yang perlu di lakukan untuk menarik atau meningkatkan minat para pengunjung untuk datang ke tempat ini, maka jenis sarana dan prasarana yang perlu di sediakan pada Destinasi wisata ini antara lain; rumah payung, tempat bermain anak, kamar bilas, kamar ganti, dan MCK serta fasilitas pendukung lainya. Selain panorama alam pantai Sulamadaha yang indah, di kawasan ini juga terdapat teluk Sulamadaha yang bagi masyarakat kota Ternate di kenal dengan nama Hol. Tempat ini memiliki keindahan alam perairan yang berpotensi untuk olah raga menyelam, akan tetapi jalan yang harus dilalui untuk menjangkau tempat tersebut masih terasa sulit, sehingga perlu di bangun jalan setapak yang dapat menghubungkan Sulamadaha dengan tempat tersebut.
B.  Analisis dan Interpretasi Hasil Penelitian
Dalam bab ini menjelaskan analisis hasil mengenai “Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate”. Jumlah responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang. Rincian perolehan kuesioner dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran rekapitulasi data. Setelah data terkumpul, kemudian selanjutnya dianalisis dengan bantuan program statistik komputer SPSS for Windows Release 13.00.
1.   Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini meliputi: analisis karakterisitik responden dan analisis deskriptif jawaban responden. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis deskriptif disajikan sebagai berikut.
a.    Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut:


1)   Deskripsi Responden  Penelitian berdasarkan Usia
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data Primer 2014

Diagram di atas menunjukkan bahwa masyarakat lokal yang menjadi responden di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berusia 15-20 tahun yakni sebanyak 21 orang (21%), responden yang berusia 21-30 tahun yakni sebanyak 37 orang (37%), dan responden yang berusia 31-39 tahun yakni sebanyak 42 orang (42%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berusia antara 31-39 yakni sebanyak (42%).
2)   Deskripsi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin  disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer 2014

Diagram di atas menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 53 orang (53%) dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 47 orang (47%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berjenis kelamin pria sebesar 55%.
3)   Deskripsi Responden berdasarkan Pendidikan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pendidikan disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Data Primer 2014
Diagram diatas menunjukan bahwa responden dengan pendidikan SMU sebanyak 36 orang (36%), diploma sebanyak 16 orang (16%), sarjana sebanyak 23 orang (23%), dan lainnya sebanyak 25 orang (25%).
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate yakni pendidikan SMU (36%).
4)   Deskripsi Responden berdasarkan Pekerjaaan
Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada diagram berikut ini:
Diagram 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Sumber: Data Primer 2014
Diagram di atas menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 17 orang (17%), responden yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 26 orang (26%), responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 27 orang (27%), dan responden yang berstatus lainnya sebanyak 30 orang atau 30%.
Dari data tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa masyarakat lokal yang menjadi responden pada penelitian yang dilakukan di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate berstatus sebagai pelajar/mahasiswa (27%).
b.   Deskripsi Kategori Variabel
Deskripsi kategori variabel menggambarkan tanggapan responden mengenai Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Terdapat tiga variabel yang mewakili yaitu variabel lingkungan fisik alam (X1), variabel lingkungan fisik Sosial (X2), dan kesejahteraan masyarakat (Y). Adapun hasil deskripsi kategori variabel disajikan sebagai berikut:
1)   Lingkungan Fisik Alam
Variabel lingkungan fisik alam terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel lingkungan fisik alam.
                                    Diagram 4.5
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
terhadap Lingkungan Fisik Alam
Sumber: Data Primer 2014
 Hasil penilaian responden terhadap variabel lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 8 responden atau 8% menyatakan tidak setuju dengan lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 36 responden atau 36% menyatakan kurang setuju, 40 responden atau 40% menyatakan setuju, dan 16 responden atau 16% menyatakan sangat setuju dengan lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
2)   Lingkungan Fisik Sosial
Variabel lingkungan fisik sosial terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel lingkungan non fisik sosial.
Diagram 4.6
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
terhadap Lingkungan Fisik Sosial

Sumber: Data Primer 2014
Hasil penilaian responden terhadap variabel lingkungan fisik sosial di Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 1 responden 1% menyatakan sangat tidak setuju dengan lingkungan fisik sosial yang ada di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 3 responden atau 3% menyatakan tidak setuju, 42 responden atau 42% menyatakan kurang setuju, 45 responden atau 45% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju.
3)   Kesejahteraan Masyarakat Lokal
Variabel kesejahteraan masyarakat lokal terdiri dari 4 item pernyataan. Setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut dijelaskan hasil jawaban responden variabel kesejahteraan masyarakat.
Diagram 4.7
Hasil Rekapitulasi Tanggapan Responden
 terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Sumber: Data Primer 2014
Hasil penilaian responden terhadap variabel kesejahteraan masyarakat lokal di Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha Kota Ternate menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diambil sebagai sampel, 10 responden atau 10% menyatakan tidak setuju dengan kesejahteraan masyarakat yang ada di Pantai Sulamadaha Kota Ternate, 33 responden atau 33% menyatakan kurang setuju, 48 responden atau 48% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 9% menyatakan sangat setuju.
2.   Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Adapun uji validitas dan reliabilitas instrumen yang diperoleh dari lapangan disajikan sebagai berikut.
a.      Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kesahihan instrumen penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Uji validitas dilaksanakan dengan menggunakan rumus Korelasi dari Pearson yang dikenal dengan Korelasi Product Moment.
Selanjutnya harga  dikonsultasikan dengan  dengan taraf signifikan 5%. Jika  lebih besar atau sama dengan   maka item tersebut dinyatakan valid. Apabila koefisien korelasi rendah atau  lebih kecil dari  pada taraf signifikansi 5%, maka butir-butir yang bersangkutan dikatakan gugur atau tidak valid. Butir-butir yang gugur atau tidak valid dihilangkan dan butir yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya. Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer SPSS 13.0 dan diperoleh hasil pengujian dari data lingkungan fisik alam, lingkungan non fisik sosial, dan kesejahteraan masyarakat lokal sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Daya Dukung Lingkungan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate
Butir Pernyataan
R hitung
R tabel
Keterangan
Lingkungan_Fisik_Alam1
0,873
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam2
0,730
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam3
0,660
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Alam4
0,859
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial1
0,892
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial2
0,787
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial3
0,838
0,361
Valid
Lingkungan_Fisik_Sosial4
0,852
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat1
0,594
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat2
0,708
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat3
0,597
0,361
Valid
Kesejahteraan_Masyarakat4
0,705
0,361
Valid
   Sumber: Data Primer 2014              
Tabel di atas menunjukkaan bahwa semua butir pernyataan dinyatakan valid, karena nilai  lebih besar dari .
b.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya dan diandalkan. Suatu instrumen dapat dikatakan tidak baik jika bersifat tendensius, mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Uji Reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan SPSS versi 13.0 dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dari variabel yang diuji. Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 maka jawaban responden dinyatakan reliabel (Suharsimi Arikunto, 2010: 319). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Daya Dukung Lingkungan Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate

Variabel
Alpha Cronbach
Keterangan
Lingkungan_Fisik_Alam
0,899
Reliabel
Lingkungan_Fisik_Sosial
0,932
Reliabel
Kesejahteraan_Masyarakat
0,821
Reliabel
Sumber: Data Primer 2014
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha pada variabel lingkungan fisik alam sebesar 0,899; variabel lingkungan fisik sosial sebesar 0,932; dan variabel kesejahteraan masyarakat sebesar 0,821. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari nilai 0,600. Dengan demikian jawaban-jawaban responden dari variabel penelitian tersebut dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
3.   Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian bertujuan untuk membuktikan:
Ho1    : Lingkungan Fisik Alam Tidak Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan Masyarakat  Lokal Di Destinasi Pantai Sulamadaha.
Ho2     : Lingkungan Fisik Sosial Tidak Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan             Masyarakat  Lokal Di Destinasi Pantai Sulamadaha.
Ho3 : Diduga tidak ada pengaruh yang signifikan antara Daya Dukung Lingkungan (lingkungan fisik alam dan lingkungan non fisik sosial) secara bersama-sama Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
Analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Di bawah ini akan dibahas hasil analisis regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.00 for windows.
a.       Uji F
Analisis regresi berganda dengan menggunakan uji F (Fisher) bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel yang meliputi: lingkungan fisik alam, lingkungan non fisik sosial, dan kesejahteraan masyarakat lokal di Destinasi Kelurahan Sulamadaha dan Pantai Sulamadaha. Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji F, dengan membandingkan nilai  dengan  pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai lebih besar dari nilai  maka pengaruh tersebut signifikan dan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.



Hasil uji F pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji F
Sumber: Data Primer 2014

Dari hasil pengujian diperoleh nilai F hitung sebesar 110,665 dan F tabel sebesar 3,092 dengan signifikansi sebesar 0,000. Oleh  karena F hitung > F tabel (110,665>3,092) dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pengaruh yang signifikan antara Daya Dukung Lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik sosial secara bersama-sama terhadap kesejahteraan masyarakat lokal di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
b.      Uji t (secara parsial)
Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada didalam model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas menjelaskan variasi veriabel terikat. Apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji t untuk masing-masing variabel bebas disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Sumber: Data Primer 2014
Untuk menguji apakah masing-masing koefisien regresi signifikan digunakan uji t dengan hasil sebagai berikut:
1)   Lingkungan Fisik Alam
Hasil statistik uji t untuk variabel lingkungan fisik alam diperoleh nilai t hitung sebesar 10,702 dan t tabel 1,987 (df=99) dengan tingkat signifikansi 0,000, karena t hitung>t tabel (10,702>1,987); signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,705. Hal ini berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh lingkungan fisik alam  terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
2)   Lingkungan Fisik Sosial
Hasil statistik uji t untuk variabel lingkungan fisik sosial diperoleh nilai t hitung sebesar 4,600 dan t tabel 1,987 (df=99) dengan tingkat signifikansi 0,000, karena t hitung>t tabel (4,600>1,987), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,330. Hal ini berarti Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh lingkungan fisik sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate.
c.       Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara angka 0 sampai dengan 1, besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Data Primer 2014
Hasil uji R2 (R square) pada penelitian ini diperoleh nilai R2 sebesar 0,695. Hal ini menunjukkan bahwa kesejahteraan masyarakat lokal dipengaruhi oleh variabel daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam, dan lingkungan fisik sosial sebesar 69,5%, sedangkan sisanya sebesar 30,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal akan tetapi tidak termasuk dalam penelitian ini adalah: (1) faktor pengetahuan, yaitu masyarakat harus memiliki pengetahuan yang luas akan sumber daya apa saja yang ada disekitar pantai tersebut, sehingga dapat memanfaatkan, memakai dan memelihara dengan baik pantai tersebut, (2) faktor produk yaitu fasilitas yang disediakan oleh masyarakat lokal disekitar pantai seperti: restoran, penginapan, tempat perbelanjaan; dan (3) faktor harga yaitu biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan dari fasilitas yang disediakan oleh masyarakat sekitar.
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Daya Dukung Lingkungan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Pembahasan masing-masing variabel disajikan sebagai berikut.
1.   Pengaruh Daya Dukung Lingkungan Yang Berupa Lingkungan Fisik Alam dan Lingkungan Fisik Sosial Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam dan lingkungan fisik sosial terhadap kesejahteraan masyarakat di Destinasi Pantai Sulamadaha Kota Ternate yang ditunjukkan dengan nilai F hitung > F tabel (110,665>3,092) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05).
Daya dukung lingkungan merupakan salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal disekitar pantai Sulamadaha Kota Ternate. Daya dukung lingkungan merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu tujuan wisata tertentu. Daya dukung lingkungan pada suatu Destinasi wisata salah satunya dapat berupa akomodasi, restoran, rumah makan, transportasi, industri kerajinan/cinderamata, dan usaha jasa perjalanan. Selain itu dapat berupa alam, budaya, tata hidup, dan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat sekitar yang memang memiliki daya tarik serta keunikan tersendiri untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan.
Faktor pertama yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal adalah daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik alam. Lingkungan fisik alam adalah lingkungan yang berupa alam, dengan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu manusia dan wisatawan asing tentunya. Pengelolaan lingkungan hidup yang baik akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan individu yang terdapat dalam lingkungan tersebut, seperti penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Lingkungan fisik alam di Pantai Sulamadaha Kota Ternate apabila dapat dikelola, ditata, dimanfaatkan, dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat sekitar pantai tentunya dapat menjadi salah satu alternative dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Masyarakat sekitar dapat membuka berbagai usaha ataupun kegiatan yang dapat mendatangkan keuntungan bagi individu maupun kelompok. Salah satunya adalah membuka rumah makan, menyediakan penginapan, tempat perbelanjaan, dsb. Jika hal tersebut dapat dikelola dengan baik tidak menutup kemungkinan lingkungan fisik alam akan menjadi bagian terpenting dalam mempengaruhi wisatawan asing, terciptanya lapangan pekerjaan baru sehingga dapat memperkecil angka pengangguran, serta dapat meningkatkan peneriman pajak dan ditribusi daerah
Salah satu kendala yang dialami dalam pengembangan Destinasi wisata Pantai Sulamadaha Kota Ternate adalah sebagian masyarakat masih belum mengetahui dampak terhadap pemanfaatan lingkungan yang mereka lakukan. Salah satunya adalah pengambilan pasir pantai, pengambilan batu hangus sebagai material bangunan, dan hal-hal lainnya yang jika ini dibiarkan secara terus menerus akan berdampak pada kerusakan lingkungan disekitar pantai, serta dapat terjadi abrasi pantai. Hal ini tentunya dapat membahayakan seluruh aspek yang berada dalam lingkungan pantai tersebut. Tidak hanya dalam jangka panjang, jika hal ini tidak ditangani dengan serius dalam waktu jangka pendek pun tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana alam. Hal ini tentunya tidak serta merta menjadi tanggung jawab masyarakat secara seluruhnya, pihak pemerintah setempat juga dituntut dan dipaksa dalam hal penyelamatan lingkungan agar dapat digunakan dan diwariskan pada generasi anak cucu mendatang. Pemerintah juga diharapkan dapat merangkul masyarakat yang memiliki pemahaman masih rendah terhadap dampak pemanfaatan lingkungan sekitar pantai yang dilakukan secara terus-menerus agar keasrian dan keaslian pantai Sulamadaha Kota Ternate tetap terjaga.
Faktor kedua yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lokal adalah daya dukung lingkungan yang berupa lingkungan fisik sosial. Lingkungan fisik sosial adalah lingkungan masyarakat dalam suatu komunitas tertentu dimana diantara individu dalam masyarakat tersebut terjadi interaksi. Lingkungan sosial akan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku manusia.  Berbekal pemahaman dan pengetahuan yang baik dalam mengelola lingkungan sekitar akan berdampak pula pada cara bersosialisasi antara masyarakat sekitar dengan masyarakat itu sendiri maupun masyarakat asing yang berkunjung di pantai Pantai Sulamadaha Kota Ternate. Tempat yang dikelola dengan baik, keramahan masyarakat sekitar, serta adat istiadat yang dimiliki tentunya akan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam berkunjung ke pantai Sulamadaha Kota Ternate.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL PEMBELAJARAN PENGANTAR PARIWISATA / SUNARTO M ABUKASIM

SEJARAH TARIAN MALUKU UTARA / SUNARTO M ABUKASIM