SEJARAH TARIAN MALUKU UTARA / SUNARTO M ABUKASIM


KATA PENGANTAR
Sebagai hamba Allah SWT, ucapan Puji dan Syukur Kepada-Nya adalah suatu kewajiban yang setiap saat diucapkan, karena Dialah Tuhan Yang Maha Agung yang telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul tentang sajarah tarian Tide-Tide Maluku Utara.
Modul ini menjelaskan sepintas mengenai sejarah Tarian Tide-Tide yang kami peroleh berdasarkan wawancara dengan beberapa narasumber. Modul ini diharapkan dapat membantu khalayak, publik dan pelajar dalam mencari tahu sejarah dan makna yang terkandung dalam tarian tradisional Maluku Utara khususnya tarian Tide-Tide. Penyajian dan pembahasan yang ada dalam modul ini menarik untuk dibaca oleh semua kalangan pembaca, bila orang ingin mengenal budaya Moloku Kie Raha maka bacalah modul ini.

Seperti pepatah mengatakan bahwa tiada gading yang tak retak, begitu juga apa yang telah di tulis yang kami hadapkan pada pembaca, kekurangan merupakan sesuatu yang mutlak bagi manusia yang mencoba mencapai kebenaran. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan, demi sempurnanya modul pembelajaran ini. Akhirnya, selaku pengurus Sanggar “Duhuru Gamalama” SMK Negeri 1 Kota Ternate berharap agar modul ini dapat benar-benar bermanfaat bagi ilmu dan pengetahuan. Selamat membaca.

 





BAB I
MAKNA SENI DAN BUDAYA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Negara Indonesia adalah Negara yang mempunyai banyak kesenian dan kebudayaan yang harus dijaga, dilestarikan dan dikembangkan. Saat ini kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia telah banyak di akui oleh bangsa lain, ini menunjukan bahwa bangsa Indonesia harus lebih memperhatikan lagi pemahaman terhadap kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia harus menyadari secara penuh dan turut berperan serta dalam menjaga juga mengembangkan kesenian dan kebudayaan yang telah kita miliki sehingga tidak bisa lagi bangsa lain mengklaim kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia.
Pemerintah dengan program pendidikannya sudah memasukkan program seni budaya kedalam mata pelajaran sekolah, selain itu pemerintah juga memberikan izin kepada para insan-insan seni untuk mendirikan Sanggar – Sanggar sebagai wadah untuk mempelajari juga mengembangkan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia. Berbagai jenis perlombaan kesenian dan kebudayaan pun digelar secara berkesinambungan disertai dengan berbagai penghargaan dan hadiah-hadiah yang menjanjikan, semua itu bertujuan agar kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia dapat dilestarikan sehingga tidak hilang ditelan zaman dan masyarakat bisa mengetahui  keberadaan kesenian dan kebudayaan yang mereka miliki serta menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap kesenian dan kebudayaan tersebut.
Sebagai aplikasi dari program pemerintah tersebut kami selaku insan-insan seni yang berada di SMK Negeri 1 Kota Ternate merasa terpanggil untuk ikut berperan serta dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia, khususnya seni dan budaya Moloku Kie Raha.
Provinsi Maluku Utara memiliki banyak potensi, diantara potensi wisata, budaya, purbakala, sejarah, dan adat istiadat yang dikenal dengan Kesultanan Moloku Kie Raha. Peninggalan-peninggalan sejarah masa silam antara lain Kadaton Sultan Ternate dan Kadaton Sultan Tidore.
Potensi wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias. Wisata alam seperti batu lubang yang tersebar hampir diseluruh wilayah, hutan wisata yang dapat diperuntukan bagi kepentingan taman nasional yang memiliki spesies endemik ranking ke 10 di dunia.
Selain memiliki tempat wisata Maluku Utara juga memiliki banyak sekali tarian khas yang diantaranya yaitu tarian cakalele, Lala, Togal, Gala, soya-soya, lenso, tide-tide, dana-dana, gumatere, denge-denge, Salai Jin, Bambu Gila dll. Dari beberapa tarian ini, sangat sedikit orang yang mengetahui tentang sejarah tarian ini. Oleh karena itu, kami mencoba menjelaskan sedikit tentang sejarah tarian tide-tide yang kami ketahui berdasarkan wawancara dengan narasumber yang masih hidup sebagai saksi sejarah. Kondisi dewasa ini cukup memprihatinkan dimana peninggalan seni dan budaya para leluhur seringkali diabaikan oleh generasi muda sehingga dalam kurun waktu tertentu boleh jadi peninggalan seni dan budaya leluhur akan hilang. Untuk itu sudah saatnya pemerhati sejarah, seniman dan budayawan berkewajiban untuk meneliti dan mendata kembali tentang sejarah tarian tradisional yang dimiliki Maluku Utara sehingga para generasi muda Maluku Utara dapat menumbuh kembangkan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai suatu kearifan lokal yang dapat memperkaya khazanah budaya bangsa Indonesia.
Berdasarkan pengamatan kami selama ini, sebagai guru di bidang Seni SMK Negeri 1 Kota Ternate bahwa banyaknya potensi yang dapat kita kembangkan di sekolah ini, baik siswa maupun guru yang memiliki kemampuan di bidang seni dan budaya. Olehnya itu penyusunan modul tari tradisional Maluku Utara yang kami susun sebagai suatu sarana yang menghantar cakrawala pengetahuan dan keterampilan bagi siswa di bidang seni khususnya seni tari. Melalui penyusunan modul singkat ini diharapkan dapat meningkatkan potensi diri siswa dalam seni tari. Selain itu juga diharapkan akan membawa manfaat yang positif bagi siswa, guru dan kemajuan SMK Negeri 1 Kota Ternate.
Modul yang kami buat ini diharapkan dapat mendorong dan memotivasi siswa dalam mempelajari seni tari budaya Moloku Kie Raha, kemudian melalui modul ini juga diharapkan siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate dapat lebih mengenal, mencintai, sekaligus melestarikan nilai-nilai seni budaya lokal yang kita miliki di daerah ini, untuk mengimbangi semakin maraknya budaya asing yang masuk ke Indonesia seiring dengan perkembangan zaman.
BAB II
SEJARAH DAN MAKNA TARI TIDE-TIDE
A. Gambaran Umum Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara

Sejak dahulu suku-suku di Halmahera Utara telah mengenal istilah O Dumule (Bahasa Tobelo) dan De O Doro (Bahasa Galela) yang artinya bertanam di kebun. Secara turun temurun telah dikenal berbagai jenis pisang dan umbi-umbian sebagai tanaman hasil pertanian, juga dikenal sistem berladang padi gogo. Masyarakat Halmahera Utara juga mengenal cara meramu pohon sagu untuk diambil patinya.
Sisi lain dari mata pencaharian, masyarakat Halmahera Utara di kenal dengan nama Yo canga-canga di mana mereka mengarungi samudra untuk merampok para pedagang. Wilayah Yo canga-canga ini telah mengantarkan masyarakat Halmahera Utara mengarungi samudera ke daerah Papua, Banggai, dan Mangindanau pada masa itu. Petualangan misi Yo canga-canga membuat masyarakat Halmahera Utara menembus zona internasional. Masyarakat Halmahera Utara mewarisi tatanan adat yang telah dibentuk semasa petualangan para leluhur untuk mencari permukiman baru di mana mereka berada di perjalanan sampai dengan menetap dan membentuk komunitas dalam peradaban awal di Telaga Lina.
Seni budaya masyarakat Halmahera Utara merupakan pancaran ketulusan jiwa dan semangat mensyukuri akan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa terhadap tanah persadanya. Ini terungkap dari berbagai jenis kesenian yang selalu mewarnai setiap upacara seremonial adat maupun upacara-upacara sakral yang dipentaskan pada setiap kesempatan. Pemahaman ini disebut O Guru'mini Ma'oa Awi' ngale yang artinya Yang Kuasa Mengilhami. 
B. Sejarah Tari Tradisional Tide-Tide Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara

Seiring berjalannya waktu seni dan budaya di Maluku Utara telah berkembang dengan pesat dan bertambah banyak pula, jika kalian memiliki waktu luang, rugi rasanya jika tidak di manfaatkan untuk menikmati keindahan seni dan budaya di Maluku Utara yang begitu kaya dan juga syarat dengan keberagaman. Namun jika kalian merasa bingung untuk memulai darimana jangan khawatir, Disini kami ada untuk anda dengan memberikan informasi tentang seni dan budaya asli dari Maluku Utara yang sangat banyak dan akan semakin membuat kalian lebih dekat dan lebih mengenal Maluku Utara salah satunya, budaya Tari Tradisional Tide-Tide dari Kabupaten Halmahera Utara. Tari tradisional satu ini merupakan tarian pergaulan yang sangat kental dengan adat dari Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Muncul pertanyaan dari berbagai kalangan masyarakat tentang sejarah dan makna dari Tari Tide-Tide. Disini kami akan menjelaskan sedikit apa itu Tari Tide-Tide.

 
Gambar 2.1 Tari Tide-Tide

Tari Tide-Tide adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Tarian ini biasanya ditarikan secara berpasangan oleh para penari pria dan wanita pada acara tertentu. Tari Tide Tide merupakan salah satu tarian pergaulan tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara, terutama di daerah Halmahera Utara. Tarian ini biasanya ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat maupun hiburan seperti pernikahan adat, pesta adat dan lain-lain.
Menurut sejarahnya, Tari Tide-Tide dulunya merupakan tarian pergaulan masyarakat yang di tarikan oleh para pemuda-pemudi masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara yang ditampilkan pada saat pesta adat atau acara yang bersifat hiburan lainnya sehingga kebiasaan tersebut dilakukan secara berkesinambungan (turun-temurun) hingga menjadi suatu tradisi yang masih dilestarikan hingga sekarang.

C. Makna Tari Tradisional Tide-Tide Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara

Bagi masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara, tari Tide-Tide dimaknai sebagai tari pergaulan muda-mudi yang sangat akrab. Selain itu, bila dilihat dari gerakannya, tari tide-tide ini juga bisa diartikan sebagai tari kasih sayang yang menonjolkan keromantisan dan keharmonisan para muda mudi di Halmahera Utara yang dituangkan melalui gerakan tubuh pada saat menari tide-tide. Wajah pasangan pemuda-pemudi ketika menari tide-tide tampak berseri dengan senyuman yang menunjukkan kebahagian hati dimana mereka secara berpasang-pasangan memasuki pelataran tari dengan saling bergandeng tangan dan begitu bersemangat serta siap menunjukkan inti dari tiap gerakan yang mengandung makna pesan di dalamnya. Sebagaimana gambar tersebut di bawah inI

Makna dari gerakan ini adalah sepasang kekasih yang sedang membina kehidupan rumah tangga, dimana penari pria dan wanita saling melirik dan bertukar tempat yang menyimbolkan saling mengisi satu sama lain dalam menjalani kehidupan serta gerakan penari pria seolah sedang melindungi penari wanita.




Makna dari gerakan diatas melambangkan sebagai bentuk kasih sayang pria sebagai pilar utama dalam keluarga. Dimana Si penari pria akan melindungi wanitanya dengan melakukan gerakan memutar (mengelilingi) sebagai bentuk ikatan cinta suci yang kuat dan penuh akan kesetiaan. 
D. Perkembangan dan Pertunjukan Tari Tradisional Tide-Tide Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara

Dalam perkembangannya, Tari Tide Tide masih terus dilestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat Maluku Utara hingga sekarang. Berbagai kreasi, variasi dan inovasi dalam segi gerak, formasi, dan kostum yang buat oleh para insan-insan seniman Maluku Utara untuk memperindah Tari Tide-tide serta ditambahkan dengan dukungan dari musik pengiring sehingga pertunjukannya terlihat menarik. Selain itu Tari Tide-Tide biasanya di mainkan oleh penari pria dan wanita. Jumlah penari Tide-Tide sebanyak 4 sampai 6 orang penari, yang diiringi dengan musik tradisional. Dimana mereka menari bersama-sama yang dilakukan secara berpasangan antara pria dan wanita. Gerakan dalam Tari Tide-Tide sangat romantis yang di dominasi dengan gerakan tangan yang diayunkan ke depan secara bergantian antara pria dan wanita kemudian gerakan kaki melangkah sesuai dengan gerakan tangan.
Selain itu juga terdapat gerakan-gerakan seperti berdansa dan saling berpegangan tangan antara penari pria dan wanita. Serta gerakan dan posisi dimana panari wanita merendah dan menari sambil berjongkok, sementara penari pria menari sambil berdiri. Setiap gerakan tersebut tentu memiliki makna kasih sayang antara pria dan wanita. Dalam pertunjukan Tari Tide Tide biasanya diiringi oleh musik tradisional seperti Tifa (Gendang), Gong, Fiol (Biola) dan seruling. Iringan musik sangat dibutuhkan dalam sebuah pertunjukan Tari Tide-Tide sebab dapat membuat menariknya pertunjukan tari tersebut menjadi indah dan harmonis namun tidak meninggalkan kekhasan ciri musik Kabupaten Halmahera Utara. Musik tersebut dimainkan dengan irama tradisional sehingga menghasilkan suara musik yang sangat khas kedaerahan. Irama yang dimainkan biasanya bertempo sedang yang disesuaikan dengan kondisi gerakan tari penari pria dan wanita sehingga terlihat padu dan harmonis.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa tari tradisonal Tide-tide sering ditampilkan di berbagai acara adat seperti pernikahan adat, dan pesta adat serta tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya dan promosi kepariwisatawan baik itu tingkat lokal, nasional dan internasional.
Pakaian yang digunakan untuk mendukung gerakan indah dan romantis dari para penari Tide-Tide dalam sebuah pertunjukan adalah pakaian adat. Dimana penari pria biasanya menggunakan kemeja panjang, celana panjang, serta penutup kepala berwarna sama dengan baju mereka. Sedangkan untuk para penari wanita biasanya menggunakan baju kebaya dan kain batik khas Maluku Utara pada bagian bawahnya serta pada bagian kepala biasanya rambut penari wanita disanggul dan diberi hiasan seperti kembang goyang atau hiasan kreasi lainnya.
Sekian penulisan modul pengenalan tentang “Tari Tradisional Tide-Tide dari Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara” yang disusun oleh Pengurus Sanggar Seni “Duhuru Gamalama” SMK Negeri 1 Kota Ternate. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan buat generasi muda Moloku Kie Raha tentang kesenian dan kebudayaan di Provinsi Maluku Utara.
Sebelum mengakhiri tulisan ini penulis ingin memberikan pesan Dalil Moro dan Dalil Tifa yang di sampaikan orang tua-tua Ternate yaitu sebagai berikut :
Dalil Moro
“Ngone doka dailoko ahu yo ma fara-fara ino fo rubu se fo rame doka saya rako moi”

Artinya : Kita bagaikan serumpun kehidupan, hidup berpencar-pencar mari bersama dan beramai-ramai bagaikan indahnya seikat kembang.

Maknanya : Kita dalam satu komunitas terdiri dari beragam suku, ras dan agama namun diusahakan kita bisa bersatu dan beramai-ramai menata kehidupan ini agar menjadi indah bagaikan seikat kembang yang berwarna warni.
Dalil Tifa
“Ngori to si ici ri diri to hiku rahasia”
Artinya : Saya kecilkan diri saya karena saya sembunyikan rahasia.
Maknanya : Seseorang yang berilmu dan memegang amanah ia selalu mengecilkan diri dan tidak merasa bangga karena ilmu yang dimiliki itu adalah milik Allah semata, manusia hanya diberikan sedikit saja ilmu pengetahuan dari Allah SWT.

“Daka wena se kanena magudu koa, koa magudu talalu ngori si to waje ua i dadi gudu se gaibu”

Artinya : Disana dan disini apa sih jauhnya, apanya yang terlalu jauh jikalau saya tidak memberi tahu maka akan menjadi jauh dan hampa belaka.
Maknanya : hubungan manusia dengan manusia sangatlah dekat namun apabila tidak saling mengingatkan maka kita akan jauh dan hilang pegangan.
BAB III
PENUTUP
Pengembangan budaya daerah bukan hanya mempunyai arti penting dari daerah itu sendiri akan tetapi mempunyai arti yang sangat luas bagi kepentingan budaya nasional. Seni tari Moloku Kie Raha merupakan sebuah peninggalan yang perlu dikembangkan, dilestarikan dan di jaga dengan sebaik-baiknya. Kita harus bangga dengan asset kebudayaan yang dimiliki Moloku Kie Raha yang berasal dari peninggalan nenek moyang kita yang diturunkan sebagai warisan kepada segenap anak cucunya merupakan asset yang sangat tinggi nilainya terpadu dalam keberagaman kebudayaan secara Nasional sebagai nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Bilamana putra-putri Moloku Kie Raha (Jazirah Al-Mulk) mengerti, memahami dan melaksanakan seni dan budaya Moloku Kie Raha dengan baik dan benar maka kedepan Insya Allah kita akan mengalami suatu perubahan hidup yang sangat besar yakni menuju Negeri yang aman dan damai yang diampuni oleh Allah SWT.
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam modul ini guna menjadi bahan kajian dan pelajaran bagi kita semua guna menata kehidupan yang akan datang. Diharapkan tulisan ini bisa menjadi motivasi dan pegangan serta diamalkan dan dilaksanakan oleh Generasi yang sekarang dan yang akan datang guna menjadi manusia yang berakhlakul karimah, taat dan istiqomah.
Hidup harus berusaha meraih kesuksesan dan keindahan yang kemudian memiliki arti yakni berguna bagi orang lain. “Suba se Tabea ka Jo Ngon Moi-Moi”, saya memberikan penghormatan dan meminta maaf kepada kalian semua semoga usaha kita di Ridhai oleh Allah SWT, insya Allah Amin Ya Rabbal Alamin.




DAFTAR PUSTAKA

Ridwan Dero, 2015. Ajaran Moral Adat dan Budaya Orang Ternate. Penerbit LEP UNKHAIR, Kota Ternate.

Narasumber. Jo Kalem (Imam Besar) Kesultanan Ternate, Bapak KH. Ridwan Dero,  SH.

Narasumber. Kie Malaha Labuha Kesultanan Ternate, Bapak Mas’ud Subardjo.

Narasumber. Bapak Sahil Dero Tokoh Adat Ternate.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL PEMBELAJARAN PENGANTAR PARIWISATA / SUNARTO M ABUKASIM

SKRIPSI PANTAI SULAMADAHA MALUKU UTARA ... SUNARTO M ABUKASIM